Mentadabburi pengadaan barang/jasa entah mengapa selalu ujungnya kembali tergelitik untuk menggali ajaran-ajaran agama. Khazanah keilmuan Islam sangat luas dan dalam sehingga hikmahnya melingkupi semua aspek kehidupan termasuk pengadaan baran/jasa. Dari itulah kemudian ingin kembali menuliskan pemikiran-pemikiran dan hasil Iqra, terhadap apapun saja terkait pekerjaan. Bukan untuk menggurui atau menyatakan kebenaran absolut tentang hasil pemikiran. Namun tidak lebih dari rasa keinginan ber-tholabul ilmi.
Bukan hal yang baru sebenarnya ide ini ada, mungkin sudah dari sono-nya, terlahir begini. Dulu sewaktu di kampus sering menulis tentang kontemplasi filsafat sastra dan kehidupan menggali penggalan-penggalan kata dari buku Cak Nun, yang kini semakin menjadi ke-kyai mbeling-an nya. Sempat rutin menerbitkan selebaran bertajuk, “Catatan Kayu Tangi” yang ditempel diberbagai tempat seputaran kampus dan warung “maknya” cendana.
Kala bekerja di Banjarmasin Post yang paling berkesan adalah menjadi kontributor tetap sekaligus layouter, “Serambi Ummah” membuat sedikit makna dari berselancar di internet dengan menulis tentang Kehidupan Islam di belahan bumi yang lain.
Sebagai CPNS yang bergelut di bidang Teknologi Informasi beragam artikel IT ternyata terselip catatan-catatan bernuansa ke Islaman yang tercoret. Trilogi Teknologi Illahi yang kini bekasnya entah kemana. Gegara expired masa hosting beberapa catatan terpaksa diikhlaskan. Berbekal ingatan pendek sempat tercatat Teknologi Ilahi Log System dan Biner itu 01010101. Di awal-awal bangkitnya kegairahan keberagamaan artikel-artikel kontemporer yang saya tulis, diantara sebagian besar komentar penyemangat, beberapa komentar pedas mempertanyakan kualitas keimanan bahkan keIslaman sempat terekam dalam ingatan. Sehingga medio 2010 saya menghentikan mempublish catatan-catatan seperti itu.
Menyimpan semuanya ternyata bukannya mengasah kepeka-an Iqro terhadap ke-Maha-an NYA, namun justru semakin menjauhkan. Sampai akhirnya di Ramadhan Tahun ini dalam kajian melalui media Youtube, indera dengar menangkap peringatan dari Gus Baha tentang larangan kitmanul ilmi, menyembunyikan ilmu. Peringatan ini kemudian mengantarkan saya ke sebuah ayat dalam Surah Al Baqoroh tepatnya ayat 159.
إن الذين يكتمون ما أنزلنا من البينات و الهدى من بعد ما بينّه للناس في الكتاب أولئك الذين يلعنهم الله ويلعنهم اللاعنون
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan ( yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menurunkanya kepada manusia dalam al kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat pula oleh semua makhluk yang dapat melaknat. ( al baqoroh : 159 )
Kemudian ditegaskan salah satunya dalam hadits riwayat Muslim.
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Artinya : “Jika seorang anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali 3 hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR Muslim)
Atas dasar itulah kemudian saya memberanikan diri untuk mengungkapkan pemikiran dan pencarian pemahaman dalam pengetahuan keagamaan sebagai sebuah khasanah pemikiran. Karena sedang menyelami dunia pengadaan maka alat yang dijadikan trigger adalah pengadaan itu sendiri. Jika dikatakan hanya sekedar menghubung-hubungkan mungkin itu adalah kedangkalan keilmuan keagamaan saya.
Salah satu hipotesa awal yang sampai saat ini harus saya kaji adalah bahwa pengadaan itu adalah similar dengan kehidupan. Pengadaan adalah hidup. Ini pun juga di picu oleh slogan yang di-create oleh almarhum Agus Kuncoro (Guskun) bahwa, “Pengadaan barang/jasa itu bukan segalanya tapi segalanya itu perlu pengadaan barang/jasa“. Semoga menjadi amal jariyah beliau. Aamiin.
Sadar sesadar-sadarnya meluruskan niat adalah pekerjaan yang tak pernah mudah. Ada banyak spektrum niat disepanjang perjalanan, apalagi dipandang dari pemikiran orang di luar kita. Untuk itu saya tidak memaksakan siapapun untuk husnudzon terhadap niat saya. Yang bisa saya lakukan hanyalah terus berlatih diri suudzon terhadap respon apapun.
Jika dirasa baik dan bermanfaat silakan diambil dan itu pasti bukan kebenaran dari saya tapi sekedar titipan dari Allah SWT. Jika dirasa tidak manfaat maka jangan diambil, cukup dianggap sebagai ocehan seorang yang dhoif semata. Atas ketidakmanfaatan tersebut atau atas kesalahan jika terdapat didalamnya, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Mohon diikhlaskan dan diampunkan.
Mohon doanya agar konten baru ini dapat selalu istiqamah saya isi. Tidak lebih tujuannya sekecil-kecilnya sebagai bahan kontemplasi dan perenungan. Tidak untuk diperdebatkan atau dikontradiksikan. Niat sedasar-dasarnya adalah meretas pemikiran siapa tahu ada barang sebutir huruf yang bermanfaat bagi banyak orang. Dengan permohonan doa agar butir tersebut menjadi penolong dan penghapus dosa-dosa yang bertumpuk tak terhingga oleh kata bahkan rasa.
InsyaAllah sedang berproses konten menggali kata pengadaan dikaitkan dengan salah satu sifat utama ke-tauhid-an yaitu Wujud. Selain dalam bentuk artikel semoga bisa diterbitkan dalam bentuk podcast yang saat ini sedang hit.
Akhirul kalam semoga niat baik ini terwuud dalam cara yang baik dan menghasilkan kebaikan. Aamiin.